Seperti halnya komponen mobil lainnya, ban mempunyai masa pakai. Namun kurun waktunya beragam. Banyak faktor yang menentukan mulai dari kondisi jalan, durasi pemakaian, hingga perilaku pengemudi dalam mengemudikan kendaraan. Faktor pengemudi ternyata berperan signifikan Banyak perilaku yang bisa memperpendek masa pakai ban. Maka, kalau ingin ban lebih awet, hindarilah perilaku-perilaku berikut ini ya gengs!
Tidak Peka Terhadap Tekanan Ban yang Tepat
Jika masa pakai ban ingin lebih panjang, jaga kondisi ban tetap prima. Paling mendasar yakni dengan memperhatikan tekanan ban. Jaga agar selalu sesuai dengan rekomendasi. Jika tekanan kurang, ban akan terlihat kempis. Selain bisa membuat konsumsi bahan bakar meningkat, hal itu juga dapat merusak sisi samping ban. Lama kelamaan ban aus sehingga rawan pecah. Lalu, jika tekanan berlebihan, pengendalian mobil tidak akan nyaman. Ban tidak mampu menyerap getaran dengan baik. Selain itu, bagian tengah ban lebih cepat rusak karena aus. Pada akhirnya, ban kurang awet. Maka, pastikan tekanan ban selalu sesuai rekomendasi. Pengemudi bisa melihat nilainya di kendaraan masing-masing. Biasanya petunjuknya berada di sekitar bagian dalam pintu depan mobil.
Malas Membersihkan Kotoran
Ban mobil merupakan komponen kendaraan yang menyentuh permukaan jalan secara langsung. Selama itu banyak hal yang akan dilewatinya. Bisa jadi sejumlah kotoran seperti batu atau kerikil kecil hingga cipratan minyak akan menempel di ban. Paling sering kotoran-kotoran tersebut terselip di sela-sela ban. Kalau ingin masa pakai ban lebih panjang, rajin-rajinlah membersihkannya. Meski kecil, kotoran seperti kerikil bisa merobek ban. Jika sudah seperti itu, air bisa masuk ke dalam ban. Kalau dibiarkan, lambat laun hal tersebut dapat memicu korosi anyaman kawat baja di ban. Akhirnya ban lebih cepat rusak.
Menyetir dengan Agresif
Mengemudi mobil secara agresif ternyata juga mengurangi masa pakai ban. Agresivitas yang dimaksud adalah berakselerasi hingga ban spin, menikung dengan kencang , serta senang melakukan hard braking. Aneka manuver tersebut ternyata memicu keausan ban di satu titik. Pada akhirnya ban tidak lagi bundar, sehingga ban tidak lagi awet. Selain itu, ban juga dapat terkikis secara tidak wajar terutama di area tapak ban. Hal itulah yang membuat ban kurang awet.
Wheel Alignment Tidak Diatur
Masa pakai ban juga terkait wheel aligment atau keselarasan roda mobil. Seharusnya wheel alignment selalu dijaga agar sesuai standar. Jika tidak, efeknya bagi ban cukup buruk. Kalau camber negatif, maka sisi dalam ban akan lebih cepat aus. Sebaliknya bila camber positif, sisi luar ban yang akan menipis lebih dulu. Dua-duanya tidak baik bagi ban karena memicu keausan dan kerusakan. Maka, cek wheel alignment agar selalu tepat. Minta bengkel untuk melakukan pengecekan sembari melakukan servis rutin.
Jarang Merotasi Ban
Jangan malas untuk melakukan rotasi ban jika ingin masa pakai ban lebih panjang. Rotasi harus dilakukan secara berkala supaya ban awet. Kalau dirotasi, keausan ban akan merata. Hal itu dapat memastikan performa ban tetap baik. Ban bakal mampu terus menapak dengan kuat. Disarankan untuk merotasi ban ketika sudah menempuh jarak antara 7 ribu kilometer hingga 10 ribu kilometer. Namun, jika kendaraan dipakai dalam intensitas tinggi, rotasi setiap 5 ribu kilometer akan lebih baik.
Terlalu Banyak Membawa Beban Yang Berlebihan
Beban yang terlalu berat bisa merusak ban lebih cepat. Tapak dan dinding ban akan cepat rusak jika dipaksa menahan beban yang berlebihan. Agar kondisi itu tidak terjadi, pastikan beban kendaraan sesuai dengan kapasitas ban. Cara mengetahuinya dengan melihat load index yang tertera di ban. Jika nilainya semakin tinggi, beban yang sanggup ditahan juga bertambah berat. Hal itu juga berlaku sebaliknya. Hindari aneka perilaku tersebut supaya ban awet. Masa pakainya pun lebih lama.