Teknologi ini sebanarnya sudah sejak lama ditemukan oleh insinyur militer Prancis, Adolphe Kégresse pada Perang Dunia II. Tetapi saat itu penemuan ini tidak dikembangkan lebih lanjut, sampai Porsche menerapkannya pada 956 dan 962 untuk keperluan balap ketahanan Le Mans 24 d’Heures pada 1980.
Akan tetapi di era modern ini, faktor efisiensi lebih diutamakan selain faktor performa tentunya. Dengan mengunakan dual clutch, transmisi akan mampu meminimalkan engine power loss sehingga pengemudi tidak perlu lagi menekan pedal gas lebih dalam untuk membuat putaran mesin menjadi lebih tinggi.
Semua itu dimungkinkan sebab setiap clutch (kopling) yang terhubung oleh perbandingan gigi yang berbeda. Jika clutch pertama terhubung oleh gigi 1, 3, dan 5, maka clucth kedua akan berada di gigi 2, dan 4. Hasilnya ketika seorang pengemudi melakukan shifting maka kopling kedua telah mempersiapkan gigi berikut sehingga perpindahan dapat dilakukan lebih cepat tanpa perlu terjadi gejala slip berlebih.
Pertama produk  yang diterapkan untuk produksi massal dilakukan Volkswagen pada Golf MkV di 2003 dan diberi nama Direct Shift Gearbox (DSG). Kemudian dilanjutkan pada Golf GT dan Touran. Sedangkan Ford mulai menerapkannya pada Ford Focus MkII facelift di tahun 2008.
Manual dibuat otomatis
Salah satu kelebihan dual clutch transmission. Jika saat ini konsumen kerap mendengar nama Tiptronic, Shiftronic, atau apapun yang merupakan fitur untuk mengubah perbandingan gigi layaknya transmisi manual pada trannsmisi otomatis, dual clutch merupakan sistem berbeda. Dual Clutch Transmission tidak lagi menggunakan torque converter melainkan menggunakan kopling. Dari jenisnya, kopling ini terbagi menjadi dua, wet dan dry. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kopling jenis wet sama dengan kopling yang ada di motor. Jadi seluruh sistem kopling terendam oleh oli. Keuntungannya, usia pakai kopling menjadi lebih lama dan lebih tahan terhadap suhu yang tinggi berkat adanya oli di sekelilingnya. Sedangkan tipe dry yang diterapkan pada Volkswagen Touran dan Ford Fiesta, memiliki keunggulan pada minimnya gejala slip yang terjadi layaknya transmisi manual.
Pada mesin yang memiliki torsi melebihi 250 Nm, tipe kopling yang digunakan adalah wet. Hal ini bertujuan untuk mengurangi terjadinya overheat seperti jika menggunakan tipe dry. Aalau di transmisi juga dipasang sensor untuk mendeteksi suhu transmisi sehingga safe mode akan diperintahkan ECU (komputer) untuk menurunkan tenaga mesin secara drastis.
Salah satu langkah untuk memperbesar efisiensi, Volkswagen telah menambah jumlah perbandingan gigi transmisi DSG-nya dari 6-speed menjadi 7-percepatan. Dengan perbandingan gigi lebih rapat, otomatis sehingga perpindahan gigi dapat dilakukan pada putaran mesin lebih rendah lagi. (suk.053)