Mesin mobil yang rusak umumnya tergolong dalam tiga bagian, biasa dari yang ringan, sedang, sampai berat. Bagi kerusakan yang berat, terdapat empat sebab utama (terhadap mesin non-turbo). Tetapi jika Anda cermat dalam mengetahui ciri dan fungsi komponen vital, dalam menjaga dan merawatnya, pasti kerusakan dapat dicegah. Untuk itu, perlakuan preventif diperlukan.
Berikut kerusakan vital serta cara mengatasinya.
“Terlalu Panas”
Terhadap mesin modern yang telah dilengkapi komputer, dalam beroperasi melebihi batas suhu kerja, mengakibatkan komputer otomatis mengabil tindakan melindungi dengan cara mematikan mesin secara bertahap. Misalnya, komputer menghentikan kerja kompresor AC, kemudian ke mode aman (safe mode), hingga akhirnya mesin dihentikan secara total.
Pada mesin era 1990-an yang belum dilengkapi sistem komputer. Gejala terlalu panas dapat dideteksi dengan munculnya gejala knocking saat akselerasi.
* Langkah mengatasinya
Periksa cooling system dan volume oli mesin secara rutin. Perhatikan indikator suhu mesin ketika timbul knocking, dan segera tepikan mobil.
“Oli Bocor”
Berkurangnya volume oli mesin dengan drastis dapat menyebabkan friksi pada komponen yang bergerak. Akibatnya,suhu mesin tinggi dan keausan yang berlebihan. Penyebabnya ialah kerusakan pada baut tutup lubang pembuangan oli dikarenakan terkena hantaman benda keras, atau kondisi sil-sil di mesin kurang baik. Perlu juga cermati indikator oli di dasbor yang menjadi menyala bila kekurangan pelumas.
* Langkah mengatasinya
Periksa oli secara rutin. Jangan meremehkan indikator oli yang menyala. Hal tersebut menandakan bahwa pompa oli kehilangan tekanan.
“Water hammer”
Air tersedot ke ruang bakar dikarenakan menerjang genangan air yang tinggi. Air yang jauh lebih padat dibandingkan udara, hingga memenuhi ruang bakar, pasti tidak dapat tekanan saat mesin bekerja pada langkah kompresi. Pada kondisi katup tertutup, tekanan air akan menghancurkan komponen paling lemah di ruang bakar, yakni piston.
* Langkah mengatasinya
Ketahui ketinggian saluran masuk udara di mesin. Jangan sekali-sekali menstarter ketika mesin mati di tengah banjir. Buka busi, lalu start mesin untuk mengeluarkan air di ruang bakar.
“Timing belt”
Berfungsi sebagai penyelaras putaran kruk as dan katup hingga keduanya tidak berbenturan. Tetapi, fatal akibatnya bila belt yang menghubungkan kedua mekanisme menjadi putus secara mendadak. Kerusakan tidak dapat dihindari lantaran piston menjadi menumbuk katup yang berada dalam posisi membuka.
Jika hal ini terjadi pada putaran mesin tinggi, jadi blok mesin bisa pecah. Kondisi tersebut dapat diminimalkan jika Anda tahu kerusakan yang ada. Mesin pada perbandingan kompresi rendah atau yang dilengkapi turbocharger atau supercharger cenderung terdapat peluang lebih kecil terhadap kerusakan.
* Langkah mengatasinya
Ganti timing belt secara berkala sesuai rekomendasi. Percepat penggantian timing belt bila frekuensi mobil melewati jalan macet tinggi.
(can27)