Mengalami pecah ban pasti bukan hal yang menyenangkan, ditambah bila anda mengalami pecah ban di suatu daerah yang sepi. Pasti akan sangat tidak menyenangkan karena biasanya disana tidak ada tampal ban. Seing kali kita beranggapan kalau belum sakit, pasti belum melakukan pemeriksaan menyeluruh. Begitu pula halnya dengan pemeriksaan ban, yang biasanya dianggap aman-aman saja hinga tiba-tiba bocor atau pecah. Yang menjadi persoalan adalah jika ban bocor saat kecepatan tinggi yang justru akan membahayakan keselamatan diri anda sendiri.
Memeriksa kondisi ban memang harus dilakukan secara berkala. Perawatan paling mudah dan utama adalah mengisi tekanan angin sesuai dengan ukuran yang dianjurkan. Hal ini pun bisa anda lihat di buku manual perawatan mobil yang diberikan pihak produsen kepada anda, untuk mengetahui ukuran tekanan angin yang tepat. Di samping itu, anda coba mengecek kondisi ban kendaraan anda untuk mengetahui bila saatnya mengganti ban.
Hal pertama yang bisa anda lakukan adalah memperhatikan permukaan ban. Jika permukaan ban sudah terlihat halus dan alur atau motifnya tidak lagi terlihat jelas, sebaiknya ban segera diganti. Pasalnya, ban yang sudah halus memiliki risiko tinggi mengalami kebocoran, terutama saat melewati jalanan yang rusak atau dalam kecepatan tinggi. Keausan ini akan semakin cepat terjadi apabila sering melewati jalan yang rusak, melewati jalan yang dilapisi semen dalam kecepatan tinggi dalam kondisi tekanan angin ban kurang.
Demikian pula jika terlihat ada yang benjol atau retak pada permukaan ban, yang menunjukan terjadi kerusakan pada konstruksi dalam ban, sebaiknya segera diganti dengan ban yang baru. Akan tetapi, ban pun memiliki batas kadaluwarsa sehingga harus diganti untuk keamanan maupun kenyamanan berkendara. Untuk mengetahui masa pemakaian, bisa dilihat dari bagian dinding ban, yang biasanya terdapat tanggal produksi berupa kode. Misalnya jika tertera 0207, berarti menandakan ban tersebut dibuat pada minggu kedua tahun 2007.
Penggantian ban biasanya harus diganti setelah pemakain 3-5 tahun atau setelah pemakaian 70.000 km. Akan tetapi, hal ini pun tergantung dari cara berkendara sang pemilik mobil. Jika sering mengerem mendadak, sering melewati jalan yang rusak dan berlubang saat pulang dan pergi beraktivitas, dan perawatan ban yang tidak baik, tentu akan mengalami penurunan kualitas dengan lebih cepat.
Dengan ini antisipasi, merupakan hal yang bijak. Oleh karena itu lakukan lah hal tresebut, selain untuk keselamatan juga dapat meminimalisir waktu yang akan tesita bila terjadi pecah ban. Semoga dengan ini kita dapat mengerti upaya antisiapsi lebih baik daripada” mengobati”. (ryo31)